SELAMAT DATANG DI BLOG CAHAYA PENGETAHUAN
PENGETAHUAN ADALAH NAFAS, NAFAS UNTUK MENCARI PENGETAHUAN DAN PENGETAHUAN UNTUK BERNAFAS

Sabtu, 10 November 2012

Pancake dapat latih imajinasi anak

PANCAKE DAPAT MELATIH IMAJINASI PADA ANAK


Nadine, 7 tahun, tampak sibuk menghias pancake berwarna kuning kecokelatan dengan krim berwarna hijau. Di atasnya, dia membuat hiasan dari krim berwarna lain berbentuk lingkaran. Lalu, di atasnya lagi dibubuhkan butiran cokelat berwarna hijau, merah, kuning, dan merah muda.

Saat panitia mengumumkan bahwa waktu telah habis, siswi kelas 1 Sekolah Dasar Menara Makassar ini melonjak senang. Dia telah berhasil menyelesaikan pancake-nya. “Saya senang ikut lomba ini. Lucu dan bisa belajar bikin pancake,” kata Nadine yang didampingi sang ibu.

Nadine adalah salah seorang dari ratusan peserta lomba menghias pancake yang diadakan Mal Graha Tata Cemerlang (GTC) pada dua pekan lalu. Manajer Pemasaran dan Komunikasi Mal GTC, Ricky Edward Lumintang, mengatakan, setidaknya ada 300-an anak yang mengikuti kompetisi ini. Karena banyaknya peserta, kompetisi dibagi menjadi dua sesi. Kemudian, mereka dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri atas empat anak, yang menempati sebuah meja persegi.

Setiap peserta diminta menghias pancake yang telah disiapkan. Bagi yang berhasil membuat hiasan paling menarik dan paling indah di atas permukaan pancake, dialah pemenangnya. Untuk menghias, panitia menyiapkan banyak bahan, di antaranya krim, biskuit, dan cokelat beraneka warna.

Anak-anak ini tampak bekerja dengan serius dan antusias. Di atas panggung di hadapan mereka, panitia memberi petunjuk-petunjuk ihwal apa yang harus mereka lakukan sambil terus menghitung waktu.

Menurut Ricky, kompetisi ini mengajarkan anak-anak berimajinasi dan berkreasi. Sebab, mereka harus memilih sendiri hiasan agar memperoleh pancake dengan bentuk yang sempurna, unik, dan berbeda, dengan hasil buatan peserta lain.

Ricky mengatakan, anak-anak semestinya tidak hanya dibiasakan mengikuti pelajaran di dalam kelas di sekolah. Sesekali, mereka bisa diajak keluar mengikuti kegiatan belajar yang sama sekali berbeda dengan di sekolah. Salah satunya adalah kegiatan melatih kreativitas seperti lomba bertema “Pancake Creation” ini.

Kegiatan ini sekaligus merupakan ajang bersenang-senang bagi anak. Sebab, di tempat ini mereka bertemu dengan rekan seusia.

Tak cukup sampai di situ, dengan daya imajinasi dan kreativitas, anak juga diajarkan menghasilkan sebuah karya. Nantinya, setelah karya itu selesai, sesama peserta bisa saling melihat hasil pekerjaan masing-masing dan saling mengoreksi. Secara tidak langsung, anak juga diajarkan kritis.
Pancake merupakan salah satu jenis makanan cepat saji yang mengandung nilai gizi tinggi. Tingkat kesibukan orang tua, kata Ricky, kadang membuat mereka tidak sempat menyajikan makanan bergizi untuk anak-anak di rumah. Pancake ini bisa menjadi salah satu solusi karena penyajiannya praktis sehingga orang tua bisa menghidangkannya di rumah.

Melalui kegiatan ini, Ricky menjelaskan, anak-anak diajarkan bisa membuat makanan sendiri agar tak selalu bergantung pada orang tua. Apalagi pancake termasuk salah satu makanan yang proses penyajiannya relatif cepat.

Cara penyajian yang cukup praktis, ujar Ricky, adalah alasan utama pancake dipilih dalam kompetisi ini. Kue ini merupakan salah satu makanan yang sudah ada sejak zaman Romawi Kuno. Makanan ini terbuat dari tepung, telur, susu, dan beberapa jenis bumbu, kemudian dibakar di atas wajan datar, sehingga bentuknya bundar dan gepeng.

Biasanya, jajanan ini dinikmati dengan saus aneka jenis buah dan krim. Ada juga yang senang memakannya dengan siraman sirop.

Dari Romawi, pancake menuju Eropa pada abad pertengahan. Di sana, penganan ini disajikan dalam beberapa perayaan. Dalam perkembangannya, pancake juga menuju Asia, seperti India, Cina, termasuk Indonesia. Biasanya, setiap negara memiliki cara penyajian pancake yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar